Thursday, August 13, 2009

MASA MASTA DI UMS SURAKARTA

ya dulu gw kira, swasta tu gak bagus... eh ternyata gw juga msuk swasta ni... pi stelah gw masuk... ternyata enak juga ya... hehehe..


masa masta gw dimulai pada tanggal 12 agustus 2009... bnyak sekali kesan yang aku dapetkan disitu... diantaranya teman.. cinta ma saudara..... detelah sekian lama aku gak jatuh cinta... akhirnya ku bisa jatuh

Sunday, August 9, 2009

* KOMPAS.com
* Bola
* Entertainment
* Tekno
* Otomotif
* Forum
* Kompasiana
* Images
* Mobile
* Dakode
* Koran
* ePaper
* Pemilu
* PasangIklan
* GramediaShop

* HOME
* NEWS
* PRODUK BARU
* TEST
* MODIFIKASI
* TIPS N TRIK
* SPORT
* TEKNOLOGI
* FEATURE
* IKLAN BARIS
*



Proyek Mobil Sport Toyota-Subaru Lanjut Kembali
WORLDCARFANS/MICHAEL GAUTHER
Ini mobil sport Toyota-Subaru
Artikel Terkait:

* Toyota-Subaru Jajal Prototipe "Hybrid"

Minggu, 9/8/2009 | 09:14 WIB

MICHIGAN, KOMPAS.com - Pernah beredar berita Toyota akan berkolaborasi dengan Subaru mengembangkan sport car. Itu bukan sekadar kabar burung, tapi memang benar. Kebenaran itu disampaikan oleh President Toyota Motor Corp. (TMC) Akio Toyoda saat mengikuti konferensi industri di sebelah utara Michigan, Kamis (6/8).

Sebelumnya, pada April 2008, Toyota-Subaru membuat pernyataan kalau mereka akan memproduksi sedan dua pintu dengan gerak roda belakang. Pemasarannya ditargetkan akhir 2011. Namun proyek ini ditunda sehubungan dengan krisis ekonomi dan kedua prinsipal mengubah prioritasnya. Kini, proyek tersebut dilanjutkan lagi.

Toyoda menyampaikan mobil sport itu bersamaan dengan rencana Toyota memproduksi mobil listrik (2012) dan sel bahan bakar (2015). Di situ, cucu dari pendiri Toyota ini secara resmi memastikan bahwa TMC akan mengnembangkan mobil sport bersama Subaru.

Kala detail mobil diperlihatkan, Toyoda mengatakan, "Saya ingin lihat Toyota bangun mobil yang lucu dan menyenangkan dikemudikannya," sebut Toyoda. Dengan mobil sport baru ini, lanjutnya, menolong Toyota mencapai cita-citanya. Kendaraan ini very excited dan direncanakan menjadi mobil yang cepat.

Mobil ini sangat bertenaga tapi irit bahan bakar. Dikabarkan, mesin yang diusung berkapasitas 2.000 cc dari dapur pacu boxer Subaru yang mempunyai tenaga antara 160 dk sampai 200 dk.

SBT
Sumber : worldcarfans
Together We Stand Against Terrorism! KOMPAS.com support #IndonesiaUnite
Share on Facebook Share on Twitter
A A A
komentar anda
Posting komentar anda
Nama
Email
Komentar
Security Code
Redaksi menerima komentar terkait artikel yang ditayangkan. Isi komentar menjadi tanggung jawab pengirim. Redaksi berhak untuk tidak menampilkan komentar jika dianggap tidak etis, kasar, berisi fitnah, atau berbau SARA.

Proyek Mobil Sport Toyota-Subaru Lanjut Kembali
Sempat ditunda akibat krisis ekonomi global, proyek sedan sport Toyota-Subaru jalan lagi. Subaru menyuplai mesin boxer dan Toyota desain bodi
Terbaru

No Latest



Rubrik: Nasional Regional Internasional Megapolitan Bisnis & Keuangan Kesehatan Olahraga Perempuan Properti Sains Travel Otomotif
Situs: KOMPAS.com Bola Entertainment Tekno Otomotif Forum Images Mobile Cetak PasangIklan mp-ws-27
Surat Kabar
Majalah dan Tabloid
Penerbit
Media Elektronik
Industri dan Lain-lain
Hotel & Resort
| About Kompas.com | Info iklan | Privacy policy | Terms of use| Karir | Contact Us |
© 2008 - 2009 Kompas Gramedia. All rights reserved
Mahasiswa Perlu "Jual Diri"!
KRISTIANTO PURNOMO/KOMPAS.COM
Ilustrasi: Bukan alasan berbau filosofis, Canggih perlu berjiwa wirausaha. Ia ingin betul memanfaatkan ilmu wirausaha untuk "menjual" penemuannya di bidang kimia, yaitu sebuah anti bakteri dari senyawa di dalam kepiting yang bisa menguntungkan jika dimanfaatkan di industri tekstil kain.
/
Artikel Terkait:

* Sampoerna Best Student Visit 2009 usai Digelar
* Jabar Banyak Membutuhkan Wirausaha Muda
* Entrepreneurs Expo Sebarkan Semangat Wirausaha
* Pendidikan Wirausahawan Seharusnya Sejak dari Perguruan Tinggi
* Wah, Banyak Siswa Bikin "Perusahaan" di Sekolahnya!

Jumat, 7 Agustus 2009 | 14:04 WIB

PASURUAN, KOMPAS.com - Terlepas dari disiplin ilmu apapun, mahasiswa di era saat ini harus pandai-pandai menyikapi berbagai kesempatan untuk terjun ke dunia kerja dan masyarakat, salah satunya adalah dengan membekali diri dengan jiwa kewirausahaan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Canggih Setiabudi, mahasiswa jurusan Kimia fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) di akhir kegiatan Sampoerna Best Student Visit (SBSV 200), di Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (7/8).

"Konsep wirausaha dan ilmu kimia yang saya pelajari sangat cocok, karena kimia itu kan ilmu dasar dan saat ini kami sudah dibidik oleh universitas ke arah aplikasi, yaitu ke bentuk yang namanya wirausaha, tinggal mempraktekkan saja dasar-dasarnya," ujar Canggih, yang tahun ini duduk di tingkat akhir.

Bagi Canggih, teori di bangku kuliah tidak cukup kendatipun kelak ia bergelar insiyur. Pembekalan di luar kelas seperti pendalaman materi aplikasi bisnis, bisnis manajemen, diskusi dan observasi dari para pemilik pengalaman bisnis terasa jauh lebih penting.

Hal yang sama juga dilontarkan oleh Tya Arizona, mahasiswi semester tujuh Jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung. Tya menandaskan, pendidikan wirusaha kini semakin dibutuhkan mengingat semakin tingginya angka penggangguran setiap tahun di Indonesia.

"Jumlah lulusan semakin banyak dan sayangnya tidak seimbang dengan jumlah lapangan kerja yang ada, sehingga yang dibutuhkan saat ini bukan lagi tenaga kerja tetapi para pembuat pekerjaan," ujarnya.

Mengawinkan Ilmu

Saat ini, Canggih memang sangat butuh wawasan yang lebih jauh soal wirausaha. Hal tersebut untuk mendorong keilmuwan yang selama ini didapatkannya di bangku jurusan Kimia.

Bukan tanpa sebab atau alasan lain yang berbau filosofis, Canggih mengatakan demikian. Pasalnya, Canggih ingin betul memanfaatkan ilmu wirausaha untuk "menjual" penemuannya di bidang kimia baru-baru ini, yaitu sebuah anti bakteri dari senyawa di dalam kepiting.

"Dari senyawa anti bakterinya saja sudah bisa menguntungkan, apalagi nanti jika dimanfaatkan di industri tekstil kain, tentu akan lebih menguntungkan. Hal ini masih saya bicarakan dengan pihak universitas," kata Canggih.

Sementara itu, bagi Tya Arizona, kepeduliannya pada bidang pendidikan dijadikan langkah yang mantap untuk menekuni bidang wirausaha. Tya mengatakan, ilmu manajemennya itu akan ia gunakan untuk mengelola sebuah rumah baca atau rumah singgah.

"Saya akan mengelola bisnis terkait pendidikan, apakah itu kursus bahasa, perpustakaan atau lembaga pendidikan formal, yang penting bisa menyatukan antara bisnis, kepedulian sosial, dan pendidikan," ujar Tya, mantap.
Mahasiswa Perlu "Jual Diri"!
KRISTIANTO PURNOMO/KOMPAS.COM
Ilustrasi: Bukan alasan berbau filosofis, Canggih perlu berjiwa wirausaha. Ia ingin betul memanfaatkan ilmu wirausaha untuk "menjual" penemuannya di bidang kimia, yaitu sebuah anti bakteri dari senyawa di dalam kepiting yang bisa menguntungkan jika dimanfaatkan di industri tekstil kain.
/
Artikel Terkait:

* Sampoerna Best Student Visit 2009 usai Digelar
* Jabar Banyak Membutuhkan Wirausaha Muda
* Entrepreneurs Expo Sebarkan Semangat Wirausaha
* Pendidikan Wirausahawan Seharusnya Sejak dari Perguruan Tinggi
* Wah, Banyak Siswa Bikin "Perusahaan" di Sekolahnya!

Jumat, 7 Agustus 2009 | 14:04 WIB

PASURUAN, KOMPAS.com - Terlepas dari disiplin ilmu apapun, mahasiswa di era saat ini harus pandai-pandai menyikapi berbagai kesempatan untuk terjun ke dunia kerja dan masyarakat, salah satunya adalah dengan membekali diri dengan jiwa kewirausahaan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Canggih Setiabudi, mahasiswa jurusan Kimia fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Gadjah Mada (UGM) di akhir kegiatan Sampoerna Best Student Visit (SBSV 200), di Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (7/8).

"Konsep wirausaha dan ilmu kimia yang saya pelajari sangat cocok, karena kimia itu kan ilmu dasar dan saat ini kami sudah dibidik oleh universitas ke arah aplikasi, yaitu ke bentuk yang namanya wirausaha, tinggal mempraktekkan saja dasar-dasarnya," ujar Canggih, yang tahun ini duduk di tingkat akhir.

Bagi Canggih, teori di bangku kuliah tidak cukup kendatipun kelak ia bergelar insiyur. Pembekalan di luar kelas seperti pendalaman materi aplikasi bisnis, bisnis manajemen, diskusi dan observasi dari para pemilik pengalaman bisnis terasa jauh lebih penting.

Hal yang sama juga dilontarkan oleh Tya Arizona, mahasiswi semester tujuh Jurusan Manajemen di Fakultas Ekonomi Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung. Tya menandaskan, pendidikan wirusaha kini semakin dibutuhkan mengingat semakin tingginya angka penggangguran setiap tahun di Indonesia.

"Jumlah lulusan semakin banyak dan sayangnya tidak seimbang dengan jumlah lapangan kerja yang ada, sehingga yang dibutuhkan saat ini bukan lagi tenaga kerja tetapi para pembuat pekerjaan," ujarnya.

Mengawinkan Ilmu

Saat ini, Canggih memang sangat butuh wawasan yang lebih jauh soal wirausaha. Hal tersebut untuk mendorong keilmuwan yang selama ini didapatkannya di bangku jurusan Kimia.

Bukan tanpa sebab atau alasan lain yang berbau filosofis, Canggih mengatakan demikian. Pasalnya, Canggih ingin betul memanfaatkan ilmu wirausaha untuk "menjual" penemuannya di bidang kimia baru-baru ini, yaitu sebuah anti bakteri dari senyawa di dalam kepiting.

"Dari senyawa anti bakterinya saja sudah bisa menguntungkan, apalagi nanti jika dimanfaatkan di industri tekstil kain, tentu akan lebih menguntungkan. Hal ini masih saya bicarakan dengan pihak universitas," kata Canggih.

Sementara itu, bagi Tya Arizona, kepeduliannya pada bidang pendidikan dijadikan langkah yang mantap untuk menekuni bidang wirausaha. Tya mengatakan, ilmu manajemennya itu akan ia gunakan untuk mengelola sebuah rumah baca atau rumah singgah.

"Saya akan mengelola bisnis terkait pendidikan, apakah itu kursus bahasa, perpustakaan atau lembaga pendidikan formal, yang penting bisa menyatukan antara bisnis, kepedulian sosial, dan pendidikan," ujar Tya, mantap.